MUTU LAYANAN KEBIDANAN
“ Primary Health Care ( PHC ) “
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mutu Layanan Kebidanan
PRODI D-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES)
INSAN UNGGUL SURABAYA
TAHUN 2015
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ijin dan
ridoNya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Primery Health Care
(PMH)” ini dengan baik.Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
Adapun makalah ini disusun untuk
menambah pengetahuan kita semua tentang bagaimana perubahan psikologis ibu yang
menghadapi proses persalinan. Dan juga setelah kita mengetahui
perubahan-perubahan psikologinya, kita dapat membimbing ibu agar perubahan
psikolgis yang menyebabkan kecemasan akan berkurang sehingga ibu merasa aman
dan nyaman dalam proses persalinan.
Tak
lupa kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing,
yaitu ibu Yani Maidelwita, SKM, M.Biomed, karena telah membimbing kami untuk
menyusun makalah sederhana ini.
Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya
serta jauh dari kesempurnaan.Oleh karenanya, kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.
Sidoarjo, 07
Mei 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sidang
kesehatan dunia (World Health Assembly) tahun 1977 melahirkan kesepakatan
global untuk mencapai “Kesehatan Bagi Semua (KBS) pada tahun 2000” yakni
tercapai suatu derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif baik secara social maupun ekonomi. Karena kesehatan dimulai
dimana orang bermukim dan di tempat-tempat orang bekerja. Orang akan mengetahui
cara-cara yang lebih baik untuk mencegah penyakit dan menyembuhkan penyakit
secara cacat yang terlanjur terjadi. Setiap orang akan mengetahui cara yang
lebih baik untuk mencegah penyakit dan menyembuhkan penyakit secara cacat yang
terlanjur terjadi. Setiap orang akan mengetahui cara yang lebih baik untuk
berkembang, menjadi orang tua dan kemudian mati dengan tenang.
Selanjutnya
pada tahun 1978, dalam konferensi di Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip
Primary Health Care (PHC) sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai
kesehatan bagi semua (KBS) dan Indonesia ikut menandatangani, menyatakan bahwa
untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2000, PHC adalah kuncinya.
Sedangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah salah satu bentuk
operasional dari PHC.
Hal
tersebut disadari benar karena kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama
untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki
kesehatan.Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau mampu memiliki derajat
kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah bersama secara global.
Diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, social ekonomi yang rendah,
yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer untuk hidup
dalam memenuhi kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan, pendidikan, dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya.Oleh karena itu PHC merupakan salah satu pendekatan
dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2000sebagai tujuan
untuk pembangunan kesehatan semesta dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
Di
Indonesia bentuk operasional PHC adalah PKMD dengan berlandaskan kepada
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang merupakan ketetapan MPR untuk
dilaksanakan dengan melibatkan kerjasama lintas sektoral dan instansi-instansi
yang berwenang dalam mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan rakyat.
Pelayanan
kesehatan adalsh ujung tombak untuk menciptakan masyarakat yang dan bangsa yang
sehat.Sayangnya belum semua masyarakat dapat menikmati sistem pelayanan
tersebut dengan leluasa.Salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi.
Masyarakat
yang mampu dapat berobat kemanapun dia mau bahkan ke luar negeri
sekalipun.Sementara masyarakat yang tidak mampu tidak dapat akses untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.
Oleh
karena itu banyak Negara yang berusaha dan mencari bagaimana agar meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan masyarakat yang kurang
mampu dapat memenuhi kebutuhan dirinya dalam hal kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Primary Health
Care (PHC) ?
2. Bagaimana penerapan Primary Health Care
(PHC) di Indonesia?
3. Bagaimana permasalahan dalam penerapan
Primary Health Care (PHC) di Indonesia ?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui definisi Primary Health
Care (PHC)
2. Untuk mengetahui penerapan Primary Health
Care (PHC) di Indonesia
3. Untuk mengetahui permasalahan dalam penerapan
Primary Health Care (PHC) di Indonesia
D.
Sistematika Penulisan
1. Cover
2. Kata Pengantar
3. BAB I Pendahuluan : Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan, Sistematika Penulisan.
4. BAB II Tinjauan Teori
5. BAB III Tinjauan Kasus
6. BAB IVPenutup : Kesimpulan dan Saran
7. Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Primery Health Care
Primary
Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada
metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
Adapun
beberapa pengertian mengenai Primary Health Care adalah :
Primary
Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada
metode dan teknologi praktis, ilmiah dan social yang dapat diterima secara baik
oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
Primary Health Care (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk mencapai
tingkat minimal dan pelayanan kesehatan semua penduduk. PHC adalah pelayanan
kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metoda dan teknologi praktis, ilmiah,
dan social yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga
dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya
yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap
tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance)
dan menentukan nasib sendiri (self determination).
B. Perkembangan Konsep Primary Health Care
(Phc)
PHC
merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan kesehatan
dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam
pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak negara tidak mampu
mengatasi dan menaggulangi wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan sebagainya.
Pada
tahun 1960 teknologi Kuratif dan Preventif dalam struktur pelayanan kesehatan
telah mengalami kemajuan. Sehingga timbulah pemikiran untuk mengembangkan
konsep ”Upaya Dasar Kesehatan ”.
Pada
tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan mengungkapkan bahwa banyak negara
tidak puas atas sistem kesehatan yang dijalankan dan banyak isu tentang
kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan di daerah – daerah pedesaan. Akhirnya
pada tahun 1977 dalam Sidang Kesehatan Sedunia ( World Health Essembly )
dihasilkan kesepakatan ”Health For All by The Year 2000 atau Kesehatan Bagi
Semua Tahun 2000, dengan Sasaran Semesta Utamanya adalah :”Tercapainya Derajat
Kesehatan yang Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik Secara Soial
Maupun Ekonomi”.
Sebagai
tindak lanjut, pada tahun 1978 Konferensi Alma Ata menetapkan ”Primary Health
Care” ( PHC ) sebagai Strategi Global atau Pendekatan untuk mencapai ”Health
For All by The Year2000” (HFA 2000) atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 ( KBS
2000 ).
C. Prinsip PHC
Pada
tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai
pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima
prinsip PHC sebagai berikut :
a. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi
perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan
lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan
sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna,
lokasi perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial.
b. Penekanan pada upaya preventif
Upaya
preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta
individu agar berprilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.
c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam
upaya kesehatan
Teknologi
medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima
budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).
d. Peran serta masyarakat dalam semangat
kemandirian
Peran
serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari lokal,
nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah
proses di mana individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka
sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk
berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang
identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan.
Masyarakat
perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah
daerah.Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah
heterogenitas yang minim.
e. Kerjasama lintas sektoral dalam
membangun kesehatan
Pengakuan
bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor
kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan
kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup,
sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya keamanan makanan), pendidikan,
komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan metode
pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan; pekerjaan umum (misalnya
menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan sanitasi dasar) ; pembangunan
perdesaan; industri; organisasi masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah
daerah , organisasi-organisasi sukarela , dll).
D. Unsur Utama PHC
Tiga unsur utama yang
terkandung dalam PHC adalah sebagai berikut :
a. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
b. Melibatkan peran serta masyarakat
c. Melibatkan kerjasama lintas sektoral
E. TUJUAN PHC
a. Tujuan Umum
Mencoba
menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan,
sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
b. Tujuan Khusus :
1) Pelayanan harus mencapai keseluruhan
penduduk yang dilayani
2) Pelayanan harus dapat diterima oleh
penduduk yang dilayani
3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan
medis dari populasi yang dilayani
4) Pelayanan harus secara maksimum
menggunkan tenaga dan sumber – sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
F. FUNGSI PHC
PHC hendaknya memenuhi
fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Pemeliharaan Kesehatan
b. Pencegahan Penyakit
c. Diagnosis dan Pengobatan
d. Pelayanan Tindak lanjut
e. Pemberian Sertifikat
G. Kendala yang Mempengaruhi Penerapan PHC
Kendala yang
mempengaruhi penerapan PHC :
§ Masalah kependudukan
§ Masalah lingkungan sosial budaya
§ Masalah lingkungan fisik dan biologi
§ Masalah ekonomi
§ Masalah upaya kesehatan yang meliputi :
jangkauan upaya kesehatan, sumber daya, peran serta masyarakat, pengadaan da
pengendalian obat-obatan, manajemen upaya kesehatan dan kerjasama lintas sector
H. ELEMEN-ELEMEN PHC
Dalam pelaksanaan PHC
harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan
dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya
b. Peningkatan penyedediaan makanan dan
perbaikan gizi
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
d. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
e. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit
infeksi utama
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit
endemic setempat
g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
h. Penyediaan obat-obat essensial
I. CIRI-CIRI PHC
Adapun cirri-ciri PHC
adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan yang utama dan intim dengan
masyarakat
b. Pelayanan yang menyeluruh
c. Pelayanan yang terorganisasi
d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan
individu maupun masyarakat
e. Pelayanan yang berkesinambungan
f. Pelayanan yang progresif
g. Pelayanan yang berorientasi kepada
keluarga
J. Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan Dalam PHC
Tanggung
jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan kepada hal-hal sebagai
berikut :
a.
Mendorong partisipasi aktif
masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program
pendidikan kesehatan
b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga,
dan individu
c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan
teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat
d. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada
petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat
e. Koordinasi kegiatan pengembangan
kesehatan masyarakat.
Bidan sebagai anggota tim
kesehatan harus dapat membina kerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya
dan masyarakat khususnya dalam hal :
1. Melaksanakan pelayanan esensial
2. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan diri sendiri melalui penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan
terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
4. Mengaplikasikan kebijaksanaan tentang
kesehatan masyarakat
K. Implementasi PHC Di Indonesia
Primary
Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO) sekitar
tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga)
strategi utama, yaitu kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat, dan
penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di
masyarakat.
Menurut
Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama individu, keluarga, atau
masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan
Primer adalah upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan
atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan.
Dalam
mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan RI mengadopsi nilai
inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif,
efektif, dan bersih.
Strategi PHC yang
kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu :
1. Meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta
dan masyarakat madani;
2. Melindungi
kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;
3. Menjamin
ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan
4. Menciptakan tata
kelola kepemerintahan yang baik.
Di
Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui
pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan
berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah
Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP
atau Posyandu). Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349
Kabupaten dan 91 Kotamadya, 5.263 Kecamatan dan 62.806 desa.
Untuk
strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program
yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk
meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan.Program
ini memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah
lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin
edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan formal.Untuk
mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama
baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Dalam penerapannya ada beberapa
masalah yang terjadi di Indonesia.Permasalahan yang utama ialah bagaimana
primary health care belum dapat dijalankan sebagaimana semestinya. Oleh karena
itu, ada beberapa target yang seharusnya dilaksanakan dan dicapai yaitu:
a. Memantapkan Kemenkes berguna untuk menguatkan
dan meningkatkan kualitas pelayanan dan mencegah kesalahpahaman antara pusat
keehatan dan masyarakat
b. Pusat Kesehatan yang
bersahabat merupakan metode alernatif untuk menerapkan paradigma sehat pada
pelaksana pelayanan kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan primer masih penting
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
d. Pada era desentralisasi, variasi
pelayanan kesehatan primer semakin melebar dan semakin dekat pada budaya local.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
PHC
merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan kesehatan
dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam
pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak negara tidak mampu
mengatasi dan menaggulangi wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan sebagainya.
Primary
Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada
metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
Lima prinsip PHC
sebagai berikut :
a. Pemerataan upaya kesehatan
b. Penekanan pada upaya preventif
c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam
upaya kesehatan
d. Peran serta masyarakat dalam semangat
kemandirian
e. Kerjasama lintas sektoral dalam
membangun kesehatan
Di
Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui
pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan
berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah
Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP
atau Posyandu). Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349
Kabupaten dan 91 Kotamadya, 5.263 Kecamatan dan 62.806 desa.
Di
Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu kerjasama multisektoral,
partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
dengan pelaksanaan di masyarakat. Dan sampai saat ini semua penerapan itu telah
berjalan meskipun ada beberapa hambatan dalam pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan. 2010, sekumpulan Naskah
etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info Medika
W., Nurul Eko. 2010 Eika Profesi
dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Wahyuningsih, Heni Puji. 2005.
Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
Zulvadi, Dudi. 2010. Etika &
Manajemen Kebidanan. Yogyakarta: Cahaya Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar