Selasa, 19 Juli 2016

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM TUBUH MANUSIA YANG BERKAITAN DENGAN PROSES REPRODUKSI (ORGAN EKSTERNAL)





ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM TUBUH MANUSIA YANG BERKAITAN DENGAN PROSES REPRODUKSI
(ORGAN EKSTERNAL)

            Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah  Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan
                                               
        Dosen  :  Dr. Hj. Tri Ratih Agustina, dr., MARS








Oleh :
Aprilia Aprisanti Reyani








PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
INSAN UNGGUL SURABAYA
T.A 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karuniaNya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.Terima kasih tidak lupa saya ucapkan pada semua pihak yang ikut serta mendukung atas pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan juga jauh dari sempurna, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat memberikan ilmu, informasi, pengetahuan, dan wawasan baru yang bermanfaat, guna untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan  bagi kita semua. Amin.



                                                                        Sidoarjo,11 September 2014

                                                                                    Penulis













BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya.Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.











B.     Rumusan Masalah
a.    Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan?
b.    Bagaimana anatomi sistem reproduksi perempuan?
c.    Bagaimana fisiologi sistem reproduksi perempuan?
C.    Tujuan Penulisan
a.       Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan
Dosen Dr. Hj. Tri Ratih Agustina, dr., MARS
b.      Tujuan Khusus :
Sejalan dengan rumusan di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
a)        Pengertian anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan;
b)        Anatomi sistem reproduksi perempuan;
c)        Fisiologi sistem reproduksi perempuan;

D. Sistematika Penulisan
-          Halaman judul
-          Kata Pengantar
-          BAB I Pendahuluan Meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Sistematika Penulisan
-          BAB II Pembahasan
-          BAB III Penutup Meliputi Kesimpulan dan Saran
-          DAFTAR PUSTAKA





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Perempuan
Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi;  Ana= bagian, memisahkan, tomi (tomie) =iris, potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja, Logos (logi) = ilmu pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina.Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.
Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.

B.       Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
a.    Genetalia Eksterna
 
     





Vestibulum
 






a)    Vulva
Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri diatas bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.
b)   Mons Pubis
Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut runcing ke atas.
Fungsi Mons Pubis : 
-       Melindungi organ interna
-       Pelindung terhadap benturan-benturan dari luar yang dapat menghindari infeksi dari  luar
c)    Labia Mayora (bibir besar)
Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia mayor membentuk komisura posterior 
d)   Labia Minora (bibir Kecil)
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu.Merupakan suatu lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah klitoris.Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah melahirkan).
e)    Klitoris
Identik dengan penis pada pria,kira-kira sebesar kacang dan ditutupi oleh frenulum klitoris.


f)    Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara uretra dan 2 buah kelenjarskene dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus vagina juga terdapat disini.
g)   Orifisium Vagina
Terletak postero-inferior dari Meatus Urethrae Eksternus dengan bentuk dan lebar yang derajatnya sesuai dengan virginitas – usia dan paritas
h)   Vagina
Saluran yang terbentang dari vestibulum sampai uterus. Berjalan kearah postero-superior dan membentuk sudut tajam dengan servik uteri sehingga dinding posterior vagina akan lebih panjang (sekitar 1.5 – 3 cm) dibandingkan dengan dinding anterior (6 – 7.5 cm).
i)     Hymen ( Selaput dara )
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina.biasanya berlubang membentuk semilunaris,anularis,tapisan,septata,atau fimbria.bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata.hymen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin.sisanya disebut kurunkula hymen atau sisa hymen
j)     Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.
Fungsi Perineum : Menopang rongga panggul dan membantu menjaga organ panggul tetap pada tempatnya




C.      Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Fisiologi alat reproduksi wanita merupakan sistem yang kompleks. Pada saat pubertas umur sekitar 13-16 th, dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Pada usia 17-18 th menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai pertanda kematangan alat reproduksi wanita. Sejak saat itu wanita memasuki masa reproduksi aktif sampai mencapai mati haid pada umur50 th.
Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai sistem tersendiri, yaitu :
a.    Sistem susunan saraf pusat
Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap hypothalamus, sehingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hypofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus anterior hypofisis.
b.    Sistem hormonal
a)    Aksis hypothalamo-hypofisis-ovarial.
Hambatan rangsangan panca indera menuju hypothalamus melalui nukleus Amygdale (inhibitor pubertas) dan rangsang emosi secara langsung pada hypothalamus makin lama makin berkurang, sehingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hypofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus  hypofisis guna mengeluarkan  : hypofisis gonadotropin dalam bentuk FSH dan LH untuk selanjutnya mempengaruhi ovarium.
b)   Untuk dapat saling mempengaruhi maka sistem hypothalamus, hypofisis, dan ovarium merupakan satu kesatuan.Hypofisis dianggap sebagai mother of gland yang mampu memberikan rangsangan pada kelenjar dalam tubuh seperti kelenjar thyroid, suprarenal, paratyriod dan pancreas.Semua kelenjar tsb bersama-sama dapat menumbuhkan perkembangan tubuh wanita menjadi dewasa.  
c.    Perubahan yang terjadi pada ovarium.
a)    Dalam siklus reproduksi aktif sebanyak 400 buah folikel yang akan mengalami perubahan dan sebagian besar mengalami obliterasi menjadi korpus albikantes. Rangsang gonadotropin hypofisis FSH menyebabkan sel granulosa yang berada disekitar flikel primordial berkembang.
b)   Pertumbuhan sel granulosa demikian rupa sehingga bagian dalamnya membentuk rongga yang berisi cairan liquor folliculi yang mengandung hormon estrogen.Ovum terdesak ke tepi dan disangga ke dinding folikel oleh cumulus oophorus.Ovum dipisahkan dengan sel granulosa oleh zona pelusida.
c)    Pertumbuhan dan perkembangan folikel primordial yang semakin besar membentuk folikel de graaf yang dindingnya menuju dinding ovarium.Pada puncak pertumbuhan folikel de graaf, permukaannya mengalami nekrobiotik dan devaskularisasi, sehingga tipis dan bebas dari jaringan ikat dan pembuluh darah. Pengaruh tekanan liquor folikuli dan LH yang makin meningkat  dan berfluktuasi, terjadilah “ovulasi” yaitu pelepasan ovum ke dalam tuba fallopii.
d)   Proses penangkapan ovum disebut ovum pick up mechanism. Ovum melanjutkan perjalanan menuju uterus karena semprotan cairan folikuli, peristaltik tuba, dan aliran gerakan cairan tuba karena gerakan silianya. Setelah terjadi proses ovulasi folikel de graaf menjadi korpus rubrum dan selanjutnya korpus lutum. 
d.   Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir.
a)    Uterus dengan lapisan endometriumnya merupakan organ akhir proses siklus menstruasi, dimana hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhannya. Selama pertumbuhan dan perkembangan, folikel primordial mengeluarkan hormon estrogen yang mempengaruhi endometrium ke dalam proses proliferasi sejak akhir menstruasi sampai terjadi ovulasi.
b)   Korpus rubrum –yang segera menjadi korpus luteum—mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang makin lama makin tinggi kadarnya. Umur korpus luteum sekitar 8 hari dan selanjutnya akan mengalami regresi sehingga pengeluaran hormon semakinh berkurang dan berhenti, yang berakibat vasokontriksi pembuluh darah dan segera diikuti vasodilatasi. Situasi demikian menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam bentuk serpihan dan perdarahannya disebut menstruasi.
Menstruasi terjadi dalam 4 fase :
Ø Stadium menstruasi/desquamasiberlangsung sekitar 3-5 hari,lapisan stratum kompakta dan spongiosa dilepaskantertinggal lapisan stratum basalis 0,5 mm. Jumlah perdarahan sekitar 50 cc, tanpa terjadi bekuan darah karena mengandung banyak fermen.Bila terdapat gumpalan darah,menunjukkanperdarahan menstruasi banyak.
Ø Stadium regenerasi/post menstrum
Stadium ini dimulai pada hari ke-4 menstruasi, dimana luka bekas desquamasi endometrium tertutup kembali oleh epitel selaput lendir endometrium,tebalnya0,5 mm.Sel basalis mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali.
Ø Stadium proliferasi/inter menstrum
Stadium ini lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat dari jaringan ikatnya sehingga berkelok-kelok.Lapisan atasnya tempat saluran kelenjar tampaknya lebih kompak disebut stratum kompakta.Sedang lapisan yang mengandung kelenjar yang berkelok menjadi lebih longgar disebut stratum spongiosa.Stadium ini berlangsung sejak hari ke-5 sampai 14, dan tebal endometrium 3,5 cm.

Ø Stadium pramenstruasi/sekresi
Stadium ini endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak saat ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi endometrium ke dalam fase sekresi.Tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya berkelok-kelok dan mengeluarkan sekret. Disamping itu sel endometrium mengandung banyak glikogen,kapur, protein, air dan mineral sehingga siap untuk menerima implantasi dan memberikan nutrisi pada zygot. Berlangsung sejak hari ke-14 sampai 28.
ü Rangsang estrogen dan progesteron pada pancaindera, langsung pada hypothalamus, dan melalui perubahan emosi.
ü Ovulasi (pengeluaran sel telur)          
Ovulasi biasanya terjadi kira-kira 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang, dengan kata lain, diantara dua haid yang berurutan, indung telur akan mengeluarkan ovum, setiap kali satu dari ovarium kanan dan lain kali dari ovarium kiri.
Cara menentukan adanya ovulasi :
§  Biopsi endometrium
§  Suhu basal badan
§  Sitologi vaginal
§  Getah serviks
§  pH getah vagina
§  Endoskopi
Setelah ovulasi sel-sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang kuning disebut lutein sehingga folikel yang berubah menjadi butir telur yang kuning disebut korpus luteum yang mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.Bila terjadi konsepsi korpus luteum menjadi korpus luteum graviditatum dan bila tak ada konsepsi menjadi korpus luteum menstruationum.
Korpus luteum menstruationum
Masa hidup 8 hari, setelah itu terjadi degenerasi dan menjadi korpus albikans yang berwarna putih. Dengan terbentuknya korpus albikans maka pembentukan hormon estrogen dan progesteron mulai berkurang malahan berhenti sama sekali. Hal ini mengakibatkan ischemia dan necrose endometrium yang kemudian disusul dengan menstruasi.
Korpus luteum graviditatum
Bila terjadi konsepsi, sel telur yang telah dibuahi tersebut berjalan ke kavum uteri dan sesampainya di dalam kavum uteri menenemkan diri di dalam endometrium atau nidasi.Sel telur yang telah dibuahi (zygot) mengeluarkan hormon-hormon sehingga korpus albikans tetap tumbuh menjadi lebih besar dan disebut korpus luteum graviditatum yang tetap hidup sampai bulan ke-4 kehamilan, setelah itu faalnya digantikan oleh plasenta.Karena korpus luteum tidak mati, maka progesteron dan estrogen terus terbentuk, dengan demikian endometrium tidak nekrosis tetapi malah tumbuh menjadi tebal dan berubah menjadi decidua.Hal inilah yang menyebabkan seorang wanita tidak haid selama kehamilan berlangsung.










BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya,saya dapatmenyimpulkan bahwa “Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.”

B.       Saran
Dengan adanya makalah ini saya berharap mahasiswidapat mengetahui lebih banyak tentang anatomi dan fisiologi sistem tubuh manusia yang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita.
















DAFTAR PUSTAKA
.
Firman.2009.Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita.http:/hendyuuk.blogspot.com/2009/12/anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi.html.diakses pada tanggal 6 April 2013.
Nopiana,Helse.2011.Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita.http:/bidansuper.blogspot.com/2011/02/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html.diakses pada tanggal 6 April 2013







Tidak ada komentar:

Posting Komentar